“SEPEDA”
Sepeda adalah
kendaraan beroda dua atau tiga, mempunyai setang, tempat duduk, dan
sepasang pengayuh yang digerakkan kaki untuk menjalankannya.
Sejarah
Rancangan
sepeda Drais, 1817
Seperti ditulis Ensiklopedia Columbia,
nenek moyang sepeda diperkirakan berasal dari Perancis.
Menurut kabar sejarah, negeri itu sudah sejak awal abad ke-18 mengenal alat
transportasi roda dua yang dinamai velocipede. Bertahun-tahun,
velocipede menjadi satu-satunya istilah yang merujuk hasil rancang bangun
kendaraan dua roda.
Yang pasti, konstruksinya belum mengenal besi.
Modelnya pun masih sangat "primitif". Ada yang bilang tanpa pedal
tongkat itu (tatocipede) bisa bergerak tetapi bagaimana? Rick Boneshaker akan
menjawabnya. Katanya "Oh,ini jawabannya. Dua orang harus memutar engkol di
sisi kanan dan kiri sepeda "primitif" tersebut dengan pedoman
kecepatan mendekati 109 km/jam. Setelah itu, tatocipede akan bergerak
sesuai kecepatan engkol berputar dengan urutan sebagai berikut:
kiri,kanan,berputar,atas,depan,bawah,belakang,barat laut. Tidak sulit kan?"
Adalah seorang Jerman bernama Baron Karls
Drais von Sauerbronn yang pantas dicatat sebagai salah seorang
penyempurna velocipede. Tahun 1818, von Sauerbronn membuat alat transportasi
roda dua untuk menunjang efisiensi kerjanya. Sebagai kepala pengawas hutan Baden, ia memang butuh
sarana transportasi bermobilitas tinggi. Tapi, model yang dikembangkan
tampaknya masih mendua, antara sepeda dan kereta kuda. Sehingga masyarakat
menjuluki ciptaan sang Baron sebagai dandy horse.
Baru pada 1839, Kirkpatrick MacMillan,
pandai besi kelahiran Skotlandia, membuatkan pedal khusus untuk sepeda. Tentu bukan
mesin seperti yang dimiliki sepeda motor, tetapi lebih mirip pendorong yang
diaktifkan engkol, lewat gerakan turun-naik kaki mengayuh pedal. MacMillan pun
sudah "berani" menghubungkan engkol tadi dengan tongkat kemudi
(setang sederhana).
Sedangkan ensiklopedia Britannica.com mencatat upaya
penyempurnaan penemu Perancis, Ernest Michaux pada
1855, dengan membuat pemberat engkol, hingga laju sepeda lebih stabil. Makin
sempurna setelah orang Perancis lainnya, Pierre Lallement (1865)
memperkuat roda dengan menambahkan lingkaran besi di sekelilingnya (sekarang
dikenal sebagai pelek atau velg). Lallement juga yang memperkenalkan sepeda
dengan roda depan lebih besar daripada roda belakang.
Namun kemajuan paling signifikan terjadi saat
teknologi pembuatan baja berlubang ditemukan, menyusul kian bagusnya teknik
penyambungan besi, serta penemuan karet sebagai bahan baku ban. Namun, faktor safety
dan kenyamanan tetap belum terpecahkan. Karena teknologi suspensi (per dan
sebagainya) belum ditemukan, goyangan dan guncangan sering membuat
penunggangnya sakit pinggang. Setengah bercanda, masyarakat menjuluki sepeda
Lallement sebagai boneshaker (penggoyang tulang).
Sehingga tidak heran jika di era 1880-an, sepeda tiga
roda yang dianggap lebih aman buat wanita dan laki-laki yang kakinya terlalu
pendek untuk mengayuh sepeda konvensional menjadi begitu populer. Trend sepeda
roda dua kembali mendunia setelah berdirinya pabrik sepeda pertama di Coventry,
Inggris pada 1885. Pabrik yang didirikan James Starley ini
makin menemukan momentum setelah tahun 1888 John Dunlop menemukan
teknologi ban angin. Laju sepeda pun tak lagi berguncang.
Penemuan lainnya, seperti rem, perbandingan gigi yang
bisa diganti-ganti, rantai, setang yang bisa digerakkan, dan masih banyak lagi
makin menambah daya tarik sepeda. Sejak itu, berjuta-juta orang mulai
menjadikan sepeda sebagai alat transportasi, dengan Amerika dan Eropa sebagai
pionirnya. Meski lambat laun, perannya mulai disingkirkan mobil dan sepeda motor,
sepeda tetap punya pemerhati. Bahkan penggemarnya dikenal sangat fanatik.
Fixed
Gear
Sepeda gunung 4 roda
Fixed Gear sendiri adalah nama yang cukup harafiah,
ini bukan julukan, nama keren, atau singkatan. Fixed = terpaku/tidak
bergerak/paten dan Gear = gigi/gir. So logically Fixed Gear adalah gir yang
tidak bergerak, kurang lebih begitu pengertiannya.
Secara simple, yang menggerakan sebuah sepeda (ataupun
kendaraan lain) adalah bagian yang disebut “Drivetrain.”
Drivetrain sendiri sebenarnya adalah gabungan berbagai
komponen yang saling terhubung dan merupakan dasar sistem penggerak sepeda, yang
terdiri dari pedal, lengan crank (crankarm), gir depan(chainring), gir belakang
(cog), dan tentunya rantai (chain).
Gabungan komponen di bagian pedal dikenal sebagai
“Crank” atau “Crankset”, yaitu pedal, crankarm, dan chainring. Lalu rantai akan
melingkari chainring dan mengikatnya dengan cog yang terhubung dengan roda
belakang.
Ketika pedal diinjak, crankarm akan mengikutinya,
memutar chainring yang tertempel, yang kemudian menarik rantai yang juga
otomatis mengajak cog untuk berputar, dan karena ia menempel pada roda
belakang, berputarlah roda itu dan meluncurlah kita. Simple mechanism, yang
kurang lebih tidak pernah berubah sejak diciptakannya sistem ini.
Kesederhanaan sistem ini membawa sebuah kendala.
Keterikatan semua komponen drivetrain ini adalah yang membuat logika “memutar
pedal maka roda belakang pun berputar” bisa berjalan. Dengan logika yang sama,
artinya selama roda belakang berputar, pedal pun akan berputar.
Karena semua komponen drivetrain ini terikat mati satu
sama lain, tanpa ada pergerakan bebas. Gir belakang yang hanya berputar
mengikuti putaran rantai atau roda dikenal sebagai “Fixed Gear.” Pedal diputar
ke depan, roda belakang berputar ke depan. Pedal diputar ke belakang, roda
berputar ke belakang. Dan demikian juga sebaliknya.
Karena relasi antara kaki, crank, rantai, dan roda
belakang yang menjadi “satu kesatuan” ini, maka untuk mengatur laju kecepatan
perputaran roda pun bisa dikendalikan oleh otot kaki kita sendiri. Bahkan untuk
menghentikan sepeda secara total pun bisa dilakukan dengan sepeda fixed gear
tanpa menggunakan bantuan rem pada umumnya. Jadi penggunaan rem pada sepeda
fixed gear menjadi sebuah pilihan optional, apakah pengendara ingin lebih aman
dengan memasang rem atau cukup percaya diri dengan kemampuannya menghentikan
sepeda dengan kekuatan kaki semata. Mekanisme ini berbeda dengan rem “Torpedo,”
yang akan dijelaskan setelah ini.
Sekitar 20 tahun setelah diciptakan sistem
“chaindrive” fixed gear ini, muncul sebuah teknologi baru yang dikenal sebagai
“Freewheel”, atau secara harafiah, “Roda Bebas.”
Freewheel
Mekanisme freewheel
Freewheel ini sendiri adalah sistem gir belakang yang
memberikan kebebasan roda belakang berputar secara independan dari pedal. Jadi
ketika pedal diputar, rantai dan roda belakang akan mengikuti seperti biasa,
namun ketika kaki berhenti memutar pedal, rantai ikut berhenti bergerak, gir
belakang pun berhenti memutar, tetapi roda belakang tetap bisa berputar sesuai
momentum. Bisa dibilang drivetrain freewheel hanya terkunci searah saja.
Karena roda belakang kini tidak terkunci mati dengan
perputaran pedal, pengguna sepeda bisa lebih nyaman bersepeda, dengan
menggunakan teknik “coasting.” (Melaju tanpa terus-terusan memutar pedal)
Freewheel inilah yang lebih sering kita jumpai di sepeda-sepeda modern dan
segala bentuknya, dari sepeda anak-anak hingga sepeda Tour de France.
Sistem rem “Torpedo”, yaitu sepeda yang remnya
menggunakan metode injak pedal. Rem torpedo sendiri dipasang pada sepeda yang
berbasis freewheel, dan menjadi bagian internal dari hub roda belakang. Sepeda
torpedo bisa diidentifikasi dari sebuah tuas kecil yang keluar dari hub
belakang dan “diikat” pada chainstay frame sepeda. Sekilas sepeda torpedo bisa
terlihat seperti sebuah sepeda fixed gear yang breakless/tanpa rem, namun
karena drivetrainnya berbasis freewheel, ia tidak akan dikategorikan ke dalam
sepeda fixed gear.
Sepeda Fixed Gear/Fixie/Doortrap adalah sepeda yang
drivetrainnya tidak menggunakan freewheel. Semua bentuk sepeda, semua warna,
apapun fungsinya, ukuran dan jumlah rodanya, merknya, dapat dikategorikan
menjadi sepeda fixie ketika drivetrainnya menggunakan sistem fixed/tanpa
freewheel.
Jenis-jenis
sepeda
Kini sepeda mempunyai beragam nama dan model.
Pengelompokan biasanya berdasarkan fungsi dan ukurannya.
- Sepeda
onthel atau sepeda angkut, adalah sepeda tipe roadster berdesain
klasik yang dibuat dari besi kuat dan telah digunakan sejak puluhan tahun
Pesepeda Ontel di India pada tahun 2007
- Sepeda
gunung, digunakan untuk lintasan off-road dengan
rangka yang kuat, memiliki suspensi, dan kombinasi kecepatan sampai 27.
- Sepeda jalan raya, digunakan untuk
balap jalan raya, bobot keseluruhan yang ringan, ban halus untuk
mengurangi gesekan dengan jalan, kombinasi kecepatan sampai 27
- Sepeda BMX, merupakan
kependekan dari bicycle moto-cross, banyak digunakan untuk
atraksi
- Sepeda
kota (citybike) adalah sepeda yang biasa dipakai di perkotaan
dengan kondisi jalan yang baik. Sepeda jenis sangat menekankan aspek
funsional. Biasanya memiliki sebuah boncengan dan keranjang.
Sepeda jenis citybike dengan
boncengan dan keranjang
- Sepeda
mini, termasuk dalam kelompok ini adalah sepeda anak-anak, baik beroda dua
maupun beroda tiga
- Sepeda
lipat, merupakan jenis sepeda yang bisa dilipat dalam hitungan
detik sehingga bisa dibawa ke mana-mana dengan mudah
- Sepeda Balap, sepeda yang model handlernya setengah lingkaran dan digunakan untuk balapan.
- Sepeda Motor, bertenaga mesin dengan mengunakan bahan bakar berjenis bensin sebagai sumber daya utamanya. Dengan semakin berkembangnya teknlogi pada industri kendaraan roda dua.
sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Sepeda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar